Selasa, 23 April 2013

KEABADIAN BIBIR DAN CIUMAN

Hanya ada aku dan malam di pangkuanmu yang sedang grimis, bedanya wajahku semakin kusut tapi wajah malam semakin binar, ya.. aku dan malam sama-sama menikmatimu dari lamunan yang tak profesional memandang wajah, sebab terkadang terarah pada letak dada

Kita sama-sama laki-laki, aku dan malam  maksutnya, bedanya hanya terletak pada sikap setia yang katamu harus ada setiap waktu. Malam selalu ada, sedang aku sering hilang berhari-hari tanpa kejelasan, aku tahu kau lebih merindukanku dari pada malam

Itulah sebabnya kenapa aku menghilang, lalu ada di waktu-waktu tertentu, agar kau merindukanku dengan sungguh-sungguh dan memimpikan kedatanganku, bukankah pernah kau katakan bahwa kebosanan ada pada perjumpaan yang hadir setiap saat. sedangkan malam selalu menemanimu, pasti kau akan bosan memandang dan menyentuhnya. Dengan begitu maka yang hadir adalah aku, rindumu adalah aku

Aku tau, malam selalu menidurkanmu dengan nyaman, tapi nyatanya aku tak pernah membuatmu benar-benar terlelap, sebab mimpimu adalah aku, kegelapan cinta, cinta yang datang kemudian seketika hilang, menjadi beban dan kerusakan bagi cahaya matamu yang begitu teduh saat kau terpejam sampai kau membuka mata. Kekasihku aku memang merindukanmu dengan sederhana tapi percayalah aku mencintaimu dengan kaya.

Jika malam memandangmu dari bintang maka tentu saja aku mendangmu dari mata, malam tak punya mata sepertiku sayang, percayalah bahwa pandangan mata itu lebih halus dan tulus, ya.. seperti matamu juga,  yang memandang malam dan aku, tulus bukan.?. Silakan pilih aku atau malam, yang jelas kita manusia tidak buta karena kita sama-sama punya mata. Tapi malam, entahlah ia memandangmu lewat apa, yang jelas bintang adalah pendusta, coba dekati saja maka akan terasa keras dan kasar.

Pilihlah salah satu, kita akan pergi, entah aku atau malam, tenang saja sesuai perjanjian, kita tidak akan saling serang, yang membuatmu takut karena jatuh korban, terutama aku yang lebih gampang mati. Pilih sekarang, tentukan ciumanmu sekarang, aku atau malam, yang pantas memangut bibirmu dengan cara paling abadi yang pernah kita miliki

“Bibir dan ciuman” kita bertiga telah sepakat bahwa inilah yang paling berharga, sebab harga kemaluan  begitu murah. Tapi bibirmu, ciumanmu adalah kekal, yang tak bisa menjadikan kenangan, semua abadi dan tak ada kenangan. Maka izinkan jika bibir dan ciuman itu menjadi milikku,  karena aku tak ingin menjadikanmu sebagai kenangan.

Toriq fahmi
Surabaya. 24 April 2013 02:21 AM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar