Kita sama-sama laki-laki, aku dan malam maksutnya, bedanya hanya terletak pada sikap
setia yang katamu harus ada setiap waktu. Malam selalu ada, sedang aku sering
hilang berhari-hari tanpa kejelasan, aku tahu kau lebih merindukanku dari pada
malam
Itulah sebabnya kenapa aku menghilang, lalu ada di
waktu-waktu tertentu, agar kau merindukanku dengan sungguh-sungguh dan memimpikan kedatanganku, bukankah pernah kau katakan bahwa kebosanan ada pada perjumpaan
yang hadir setiap saat. sedangkan malam selalu menemanimu, pasti kau akan bosan memandang dan menyentuhnya. Dengan begitu maka yang hadir adalah aku, rindumu adalah aku
Aku tau, malam selalu menidurkanmu dengan nyaman, tapi nyatanya aku tak pernah membuatmu benar-benar terlelap, sebab mimpimu adalah aku, kegelapan cinta, cinta yang datang kemudian seketika hilang, menjadi beban dan kerusakan bagi cahaya matamu yang begitu teduh saat kau terpejam sampai kau membuka mata. Kekasihku aku memang merindukanmu dengan sederhana tapi percayalah aku mencintaimu dengan kaya.
Jika malam memandangmu
dari bintang maka tentu saja aku mendangmu dari mata, malam tak punya mata sepertiku
sayang, percayalah bahwa pandangan mata itu lebih halus dan tulus, ya.. seperti
matamu juga, yang memandang malam dan
aku, tulus bukan.?. Silakan pilih aku atau malam, yang jelas kita manusia tidak buta karena kita sama-sama punya mata.
Tapi malam, entahlah ia memandangmu lewat apa, yang jelas bintang adalah pendusta,
coba dekati saja maka akan terasa keras dan kasar.
Pilihlah salah satu, kita akan pergi, entah aku atau malam,
tenang saja sesuai perjanjian, kita tidak akan saling serang, yang membuatmu
takut karena jatuh korban, terutama aku yang lebih gampang mati. Pilih
sekarang, tentukan ciumanmu sekarang, aku atau malam, yang pantas memangut
bibirmu dengan cara paling abadi yang pernah kita miliki
“Bibir dan ciuman” kita bertiga telah sepakat bahwa inilah
yang paling berharga, sebab harga kemaluan begitu murah. Tapi bibirmu, ciumanmu adalah kekal,
yang tak bisa menjadikan kenangan, semua abadi dan tak ada kenangan. Maka izinkan
jika bibir dan ciuman itu menjadi milikku,
karena aku tak ingin menjadikanmu sebagai kenangan.
Toriq fahmi
Surabaya. 24 April 2013 02:21 AM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar