Rabu, 25 April 2012

BOSANOVA



Hitam, kelam
Seraut wajah melukis bayangan dalam benak kehampaan yang meluas di dinding tembok berlubang

Merah , merona
Melukis anyaman sajak pada tarian kanfas yang membelah bukit berbatu granit

Hijau, buram
Lensa menerawang semak dedaunan bernuansa  kering  yang meradang pada kerut alis mata

Biru, suram
Pandangan pudar sebab mendung membalut sunyi dalam gelegar kilat yang menyambar

Kuning, suram
Secercah cahaya membagi sinar di bilik murung rerumputan menuggu datangnya hujan


Toriq fahmi
surabaya,260412



BERITA LUKA

Secarik kertas
Melayang bersama luka menista
Kalimatnya lenyap terbawa lamunan di penghujung senja
Waktu membawa bentuk tubuh bersayap serupa malaikat

Sajakku seperti gadis tak berlipstik
Kosong tak berwarna
Lalu untuk apa?
Untuk gerimis yang membentuk bulatan basah di permukaan syairku

Jejakmu membekas menyerupa tapal kuda
Hilang tak bermakna
Lantas untuk apa?
Untuk hujan yang membasahi kering kemarau pada ujung jiwaku

Mataku nanar
Wajahku sukar
Aku seperti asap menghapus sembab pada jiwa yang merona, merana



Toriq fahmi
surabaya,260412

HALU_SINASI


Lembaran sabda yang terurai lembut pada kitab imanku. Malamku merebut cahaya dalam dekap waktu di penghujung jalan. Angin berhembus halus menerbangkan helai bulu-bulu biru. Lembaran dengan halaman lukisan kucing bercakar runcing menerpaku pada ingatan akan nyawa kehidupan yang satu. Aku resah ditelan gelombang  di permukaan  pasir-pasir kasar. Hanya secuil yang aku punya meresahkan asaku yang lama tertimbun tanah.

Melamun bersama wajah mendung
Merenung berteman senandung hujan

Halusinasiku hidup menarikku kedasar hutan yang melupakanku  pada arah jalan pulang



Toriq fahmi
surabaya,260412

MENANTI

Ini surat
Melayang bersama sepi yang menjadi
Kalimatnya lenyap dimakan gurat kerinduan awak kepada kapalnya

Kau menggengam harapan
"Memekik bersama sajak penantian"

Di sini
Aku masih menyimpan segenggam berlian untuk kau kenakan di peraduan kelak

Di sana
Kau tetap persiapkan segelas susu untuk aku teguk esok di geladak

Mari…mari kita impikan pertemuan kau dan aku  berdansa bersama secawan rasa



Fahmi
Surabaya,260412






MENCARI-CARI

Sudahlama aku menyimpan kerinduan pada tasik berair biru
Jiwaku renta
Tubuhku tua
Aku berteman hampa menuggu padi menguning

Kemana? 
Oase di gurun pasir itu
Kemana? 
Tasik di padang rumput itu

Aku masih berkelana mengitari gelombang yang mendebur pada kunci kemarau
Peluhku menggaram
Pandanganku memburam
Cukuplah aku hidup dalam bayang ketidak pastian

Aku terkoyak gersang
Menjadi abu
Menjadi debu



Toriq Fahmi
Surabaya,260412