wajah mentari tampak murung dalam lingkup gelap,
sang awan berwajah bunar dalam pagi berselimut kabut,
merintis hari yang kian sara membelenggu,
jerit anak jalanan music puisi ini
biarkan berlabuh bersama nuansa sedih lagu ini,
igin q urai setitik derita dari bocah jemblung berkulit gelap di pinggir jalan
agar kau tau betapa gerinya negri yg di kata kaya ini
jang an mengoceh lagi
ocehanmu tak lebih dari sekedar bunyi beo.
berlabuh ketepian harapan
melihat endonesia raya terbuai ombak dengan berjuta masalah
kemana kami lari…?
di pundak rakyatmu masih memikul ribuan hutang bangsa
kemana kami pergi..?
ini tangung jawab kami rakyat bangsa dengan berjuta janji
naugan sang garuda di dada kami
masih tersimpan kebanggaan atas indonesia
tanah tumpah darah q
penderitaan mengalir dari parit2 wajah rakyat q
dari pagi sampai sore
rakyat negriku bergerak dengan lunglai
mengapai-gapai
menoleh ke kiri menoleh ke kanan
di dalam usaha tak menentu
di hari senja mereka menjadi onggokan sampah