Aku kirim kisah ini padamu, lewat malam-malam yang tak
pernah habis di perjual belikan di warung-warung kopi, malam hanya bisa habis oleh
mentari yang seperti matamu, ya sama sepertiku yang telah habis di telan matamu
itu.
besok pukul senja ku cari dirimu sampai ketemu dan kunikmati
wajahmu di bawah keemasan senja yang sedang cemburu, tak peduli yang pasti kamu
akan ku jadikan senja pada setiap soreku, setuju atau tidak itu terserah aku,
aku tak peduli sebab aku hanya menaggalkanmu pada lagit-lagit sore sebagai pengganti
senja yang telah kusam dan sudah terasa buruk dimataku sebab ku jumpai kamu
yang begitu Allah.
Sudah cukup itu saja, sepertinya aku akan segera gila jika
ku teruskan sajak-sajak kacau ini sebab tak mampu kujumpai kejujuran yang nyata
dari artiku yang sudah menemukanmu, aku sepakat jika kamu menjadi senja, cukup
itu saja, senja itu kuning keemasan tapi kamu tidak, kamu adalah senjaku yang
bisa berubah warna sesukaku.
Ini serius tentang kamu, benar-benar buat kamu.
Malam ini bertemakan kamu, tentang kamu dan siapa kamu,
bolehkah sedikit aku belajar untuk mengenalmu supaya perasaanku lebih jujur dan
hatiku lebih masuk akal.
Toriq Fahmi
Surabaya.021813