Izinkan aku mengenalmu, tolong izinkanlah, sebentar saja
hadirlah pada meja bundarku dan kursi yang sudah aku siapkan kusus buatmu yang Berukiran
ala seniman yang sedang menemukan inspirasi liar tentang sebuah wajah, tentang
sosok wanita, tentang kesenagan yang sendang menjalar pada pemukiman-pemukiman waktu
yang gersang, betapa mujurnya mataku jika bertemu dengan matamu, betapa beruntungnya
tanganku jika sudah bertemu dengan tanganmu. Kapan kita akan berjumpa lagi dan
mendiskusikan tentang perkenalan kita ini, aku menuggunya sampai nanti aku
telah lelah.
Sekarang yang ada hanyalah kesempitan, tak ada ruang
bagaimana aku akan mendiskusikan tentang sebuah tulisan, tulisan yang terbuat
dari rasa penasaran, tulisan yang ngawur sebab tak ada cara yang tepat bagai mana aku akan menemuimu lagi.
Besok pukul 12:00 aku akan kembali mengngintipmu dari
cela-cela cahaya yang masuk di mataku, memotretmu dengan mataku lalu kukirimkan
pesan pada perasaan bahwa aku sealalu berdiam pada tempat yang sama di waktu
yang sama, tepat pukul 12:00.
Besok pukul 12:00 aku kembali hadir di ruang ini,
mengamatimu dari cela-cela jendela mataku, merenugimu seberapa dalam aku ingin
menjumpaimu, lalu dengan sumringah aku akan menulis untukmu, menuliskan satu
sajak harian bernama kamu dengan akhir tulisan Surabaya 12:00.
Toriq Fahmi
Surabaya 111413. 12:00 AM