Jumat, 08 Maret 2013

WAKTU YANG HABIS



tak ada waktuku yang sempurna
hilang, ditelan matamu yang tajam
dan pada waktuku yang berkurang
aku kabarkan "jiwaku tengelam pada pelupuk mata yang basah"

aku tengelam, dalam dan telanjang

tak ada waktuku yang sepurna
melayang, diterpa bayangan yang menawan
dan pada waktu yang pulang
aku tuliskan "rasaku lelap pada bayangan ketiadaan"

aku menipis dan habis

Toriq Fahmi
Medan 200213

PERKENALKAN SIAPA DIRIMU.?




jika pada perasaan yang paling mendasar adalah suara tuhan maka tentu saja kau takkan mampu melawan. aku benar dan kau akan benar jika mampu bertahan pada titik kencintaanmu padaku, sebut saja ini konyol ketika mataku hanya terisi oleh wajah yang melankolis yang dirilis pada waktu kau sambut aku dengan baik, jangan salahkan aku sayang sebab tanpa sentuhan saja aku mampu menempuh perjalan jauh tanpa menemukan rupamu yang asli. Sebut saja ini mimpi, sebab ku dapatkan wajah lembut di ujung pulau yang belum pernah aku singgahi sekalipun. Siapa kamu, aku hanya tau lewat layar elektronik yang menjadi penghubung  antar pulau, dia pesawatku menerbagkanku lewat angin-angin ringan yang menyelubungiku dengan harapan tentang pertemuan esok.

Sayangku yang baik, aku kabarkan padamu jika pada jarak sekian juta kilo pun kau mampu menjumpai hatiku dengan hangat maka aku tak bisa membayangkan jika aku berada pada sisimu yang sebenarnya tapi tenag saja aku tidak akan terbakar sebab pada sekian waktu yang menuggu kehangatanmu telah menjadikanku abu artinya sama saja aku sudah lama terbakar walau kau tak bersamaku.

Sederhana saja sayang, aku tak ingin menjumpaimu jika hanya sekedar kerinduan yang meracuni darahku tapi aku ingin menjumpaimu dengan rasa yang lebih lelap dan tenag yang mengajakku pada rasa platonis tanpa mengharapkan apa-apa dari pemiliknya. Sudahlah sayang jujur saja siapa sebenarnya dirimu kemarilah relakan dirimu padaku seutuhnya tanpa harus saling tatap dan menyentuh. Ungkapkan saja pada malam-malam di mana jarimu menyentuh wajah-wajah huruf  yang kau kirim untukku, katakan saja sayang tak usah takut. Siap kamu.? Apa kau hanya sepi yang sengaja di kirim untuk menemaniku seperti halnya sepi yang dulu, setia dalam ketiadaan atau jangan-jangan kau hanya sebatas imajinasi yang lahir dari otakku, ahh..sudahlah mengakulah sayang siapa sebenarnya dirimu.?

Sayangku yang belum pernah aku temui, semoga rindu selalu menjadi milikku, menjadi malam, siang, sore dan senja yang menghanyutkanku pada tepi penantian yang sebenarnya.

Sayangku yang blum pernah ku sentuh, semoga kau mampu merinduiku seperti  hujan yang  memeluk tanah dan mengoreskan rintiknya seperti sajak yang setiap waktu terlahir untukmu.

Sayangku, sayangku, sayangku, sayangku, jika pada rindu yang ke 100x aku tak mampu menjumpai hatimu maka izinkan jika aku menguburmu dalam perjalananku berikutnya.

Toriq Fahmi
Surabaya.080313

Selasa, 05 Maret 2013

DATANG DAN PULANG
































Entah pada butiaran mutiara yang mana aku mulai merangkai kalung untukmu
sebab aku belum menemukan warna yang pantas untuk lehermu
entah itu putih, merah, kunig, hijau, biru ataupun ungu
yang pasti aku menyukai semua warna itu jika sudah melingkar pada lehermu

sebut saja ini waktu, dengan secara kebetulan menatapkanya pada lentik matamu yang tulus
aku mencurinya di balik ketuk palu yang sudah mulai bisu
sebut saja ini waktu, dengan secara halus mengusungku pada matamu yang halus
aku menatapmu malu sambil berpura-pura membaca buku
ku titipakan semuanya pada waktu, pada sajak-sajak yang berkelana pada kesepian

kemarilah…
antarkan aku pada toba yang kemarin ku jumpai, hanyutkan saja pada airnya
sebab aku tahu kau sering bercermin pada air itu, aku rasa di situ ada matamu
bersama bayang mata itu aku sampai pada tepi samosir

menarilah bersamaku…
aku rasa si gale-gale tahu kalau aku ingin mencurimu dari tanah bataknya
dia buta, tuli, bisu hanya bisa menari denagn benag-benag yang digerakkan si dalang
juga seperti tarianku yang bergerak denagn bayang-bayang matamu yang datang
aku tak pernah takut pada siapapun hanya takut pada mata yang akan hilang

kemarilah..
buka kaca yang menutupi matamu itu,  biarkan mata lentik itu telanjang
nikmati waktu yang datang padamu, tak perlu selelah itu sebab esok waktu akan pulang

kemarilah..
jika pada hariku yang ke-10 aku masih tak bisa menjumpai hatimu
maka tengelamkan saja aku pada selat sunda yang memisahkanku


Toriq fahmi
Surabaya.05.03.13