Rabu, 17 April 2013

Rabu, 17 April 2013. 09:54 PM

Aku telah menemukan jalanya, sebuah jalan dimana aku harus menyusurinya dengan kegelisahan yang amat padat.

Membuat waktu dimana lebih masuk akal dari pada sekedar tidur, bangun, kuliyah dan menyelesaikan tugas kuliyah lalu tidur lagi.

Aku telah menemukanya bermain dengan kegelisahan tentang sebuah pertanyaan yang menempel di dinding-dinding malam yang harus aku punguti satu persatu dan menyelesaikanya dengan satu perubahan disetiap paginya.

Sebuah kegelisahan tentang agama dan pembuatnya, tentang sebuah kebenaran yang sesungguhnya, tentang penghargaan dan cara menghargai tanpa harus membedakan darimana ia berasal, tentang cinta dan lagit malam yang tak pernah mengantarkanku untuk tertidur lelap seperti dulu dan setiap pagi yang menuntutku membuat rencana-rencana untuk kehidupan ke depan, apa kelak aku kan berguna bagi bagsaku atau hanya menjadi salah satu orang yang tak berguna yang tak melakukan apa-apa kemudian mati, aku tak pernah menginginkan kematianku berjalan dengan sia-sia kemudian orang-orang akan melupakanku, setidaknya setelah aku mati kelak orang-orang akan menanam namaku dengan sentuhan airmata kehilangan.

Tak ada waktu tanpa perjalanan, berbaur dengan orang-orang, berbicara tentang segala hal tentang apa yang aku ketahui di dunia ini, mendiskusikan intelektualitas dengan cara retorika yang baik dan benar tanpa harus menyinggung dan merendahkan orang lain, tak ada batasan dalam pergaulan semua ku gauli dengan cara berusaha berteman dengan baik, lintas agama, budaya, idiologi, rupa, warna, genre semua bagiku menjadi ilmu yang harus di rangkum dalam buku perjalanan sehingga sejauh apapun aku pergi aku bisa menemukan jalan untuk pulang.

Tak ada waktu tanpa mencari, mencari segala hal yang ingin aku temui, lewat buku, internet tak terkeculai warung-warung kopi yang menawarkan segala bentuk kegelisahan setiap waktu dengan harga yang cukup murah, semua ku tampung dengan senag membuat tumpukan gelisah yang harus aku selesaikan malam itu juga.

Tak ada akhir dalam pelajaran, perubahan, pergerakan, pergaulan, pencarian kebenaran dan kemerdekaan. Aku titipkan semua yang kumiliki pada setiap jalan-jalan yang pernah aku lalui, tempat-tempat yang pernah aku singgahi dan setiap orang yang pernah ku jumpai, semua ku akhiri dengan cara cinta yang luar biyasa yang berakhir dengan kesadaran bahwa aku adalah sebuah karya dan harus berkarya.

Toriq Fahmi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar