Minggu, 10 Maret 2013

Tentang Sebuah Pertemuan Yang Belum ditemukan Maknanya, Kenapa Kita dipertemukan?


ini tentang waktu yang merebahkan diri pada setiap jejak kaki, wajahnya basah membekas pada dinding-dinding pemikiran tentang bagaimana sejarah dan budaya bertutur atau tentang sajak yang jatuh dari atas awan yang mendung, mengisahkan separuh perjalanan tentang salam dan sayang pada tanah yang dimiliki, manusia yang berduka, peka dan merasa selalu beriringan dengan jasatnya yang gemilang, seperti aku, kau dan mereka yang datang pada malam-malam bisu, berkumpul pada siang yang menjadikanya peluh, sore tanpa mandi dan istirahat, untuk apa? “Bangsa”.

Tentang pemuda yang berbicara idiologi, matanya terang walau kurang tidur, teriakanya lantang meski kerongkongan telah hitam oleh asap yang dihirup setiap menit, keras kepala, egois tak mau kalah jika berbeda maka akan tidak. Kanan dan kiri berbenturan pada titik yang satu. “ini aku, ini aku” manusia-manusia otak, memuja imajinasi, bersenjata retorika, membunuh atau terbunuh, menag atau malu dalam medan persidangan dan pada waktu yang telah usai berjabat erat dan bersulang , berbagi makan dan minum, bertuakar rokok dengan seleranya yang berbeda, tertawa semaunya membicarakan wanita atau pria yang diidamkan, berbagi pengalaman, kebudayaan, adat bahkan permainan konyol dan umpatan khas kita. Nyanyian rindu, cinta, perjuangan bersatu dalam  perbedaan yang bersajak ringan, menari nakal seakan hidup kita lama atau akan selamanya bersama. Apa Kita sudah gila kawan.?

Kumpulan manusia idealis, mencari kebenaran yang mengagungkan kebebasan.

Dan hari ini belum ku temukan jawaban kenapa kita dipertemukan dan berkumpul karena jawabanya ada pada kebeseran siapa kita dan sebagai apa kita yang akan dinilai orang-orang di sekitar kita.

Salam dan selamat malam. semoga kehidupan berbaik hati, memberi tempat pada kita untuk bertahan lama.

Toriq Fahmi
Gresik. 10.03.13

Tidak ada komentar:

Posting Komentar