Jumpai
aku pada hari berikutnya, di mana saja kau menyukainya, kebetulan aku mempunyai
taman yang aku bangun sendiri ketika aku menemukan kupu-kupu bernama kamu,
penuh dengan bunga yang terbuat dari kelopak matamu, rumputnya halus yang
mungkin mirip rambutmu, pada setiap pekaranganya aku tanam pohon mahoni yang
aku ambil dari lentik alis matamu dan berjejer lampu berwarna senja, jika sudah
malam akan terlihat seperti senyumanmu. Aku suka menghabiskan waktu sendiri di
taman itu, memandang langit dengan awan yang mengumpal membentuk wajahmu, bulannya
yang ku pasang memang tidak begitu cerah tapi aku menyukainya sebab aku selalu
ingat bulan itu adalah milik kita. “Kita” ya kita walau tanpa persetujuanmu dan
kau tak mungkin tahu kapan kau memberikan bulan itu padaku, cukup aku saja yang
tahu dan bagiku itu adalah kita, biarkan saja aku terlalu Percaya Diri tak
perlu kau hiraukan, dan aku selalu tersenyum melihat bulan itu, bulan waktu
kita bertemu, bulan yang penuh matamu, bulan yang hampir membunuhku.
"Mata ini menitihkan maaf dengan ribuan doa yang ditulis di tanah"Aku telah menyukai semuanya dari hidupmu walau awalnya memang dari mata yang aku anggap sebagai radar istimewa penakluk mahluk gila bernama aku. Bagaimana caramu berbicara lewat tulisan malam itu, walau sebenarnya aku belum tau bagaimana suaramu, merdu atau tidak sudah tidak penting lagi yang pasti aku sangat senang dengan caramu menghargai orang lain dan kesederhanaan yang kau katakan padaku aku percaya walau baru sejengkal mengenalmu. “Aneh bukan?” rasanya aku sudah benar-benar gila, maaf jika fotomu aku pajang di layar media kerjaku tanpa seizinmu, matamu itu yang selalu membangunkanku di waktu pagi dari sini aku merasa kau bukan orang asing lagi. Tolong jangan kau tanyakan apa alasanku menyukaimu, sebab itu sama saja denagan kau memintaku untuk menujukkan bentuk atau warna dari udara.
Waktu,
aku selalu percaya pada waktu, sampailah pada waktu yang sekarang, hidup pada
bayangan, foto yang aku curi di dinding rumahmu dan lagi-lagi mata itu yang
sudah aku duplikatkan pada tukang mata di surga, biarkan saja aku memasang
duplikat matamu sebagai lampu atau apa saja yang biasa meneragi jalanku pada
kesendirian, ya aku puas bisa mengenalmu, menatap matamu, walau tak sekalipun
kau tersenyum padaku. Aku sangat puas mengenal namamu yang sama seperti matamu,
hidungmu, pipimu, bibirmu, alismu dan semua wajahmu yang terbalut jilbab rapi,
membaca tulisanmu aku akan tersenyum beberapa jam lamanya, berguling-giling
atau berjingkrak seperti anak-anak yang mendapatkan hadiah ulang tahun dari
ibunya. Benar katamu sangat konyol maka jangan kau paksa aku untuk menghentikan
kekonyolan ini, sebab akupun tak pernah tau kenapa aku bisa sekonyol ini tapi
aku bahagia.
Begini
saja, ini yang terakhir kali aku menatap matamu dengan berpura-pura membaca
buku, aku sangat malu padamu, seperti pertemuan kita di siang itu, aku sudah
berniat ingin menatap matamu lebih dalam dan memberikan senyuman termanisku
untuk kamu, tapi nyatanya wajahku lebih dahulu memerah, aku gagal tengelam di
matamu dan kau segera berpaling mencari pembicaraan yang lain. Huh..jantungku
berdegub tiga kali lebih cepat dari biyasanya, sangat malu jika waktu itu kau angap
aku menggangu ketenaganmu, mau ku apakan wajahku di hadapan sajak-sajak yang ku
buat setiap malam. “Mau aku apakan?”, membuangnya ke tong sampah, ya…. itu yang
paling tepat dan kau ku pastikan takkan terusik lagi.
Sampai
akhirnya kau benar-benar marah padaku, aku bingung setengah mati. Sampai
akhirnya aku tahu siapa pemilik matamu yang sebenarnya, rasanya aku hanya
sebagai tulisan sejarah kuno yang akan di bakar oleh arkeolog atau al khamis
yang telah kehilangan kembalaanya. Waktuku sedah habis maka izinkan jika matamu
yang membunuhku, dengan begitu kematian ku akan tanag dan tersenyum.
Toriq Fahmi
Surabaya. 040213
Ilustrasi : Zainun Nasih
Surabaya. 040213
Ilustrasi : Zainun Nasih
masyaAllahh .... indah banget karyanyaa :'(
BalasHapusngenakkk sampai lubuk hatii ...
murni bangett sihh isinya... pesannya sangat tersampaikan untuk si pembaca.
kesempurnaan hanya milik Allah, jika wujudku kau anggap sebgai mkahluk yang unik dan membuatmu lupa diri sesungguhnya aku hanya bsa bersyukur, smua titipan Allah .
aku senang bisa mnginspirasikan seseorng, apalgi dr hasil inspirasi itu tersirat makna do'a yang memberi penerangan dan arahan dlm khidupan ini. ttg "CINTA"
:) mkasihhh .... orng baikkk... unikk,,, liarr .. :p
terimkasih tuhan telah kau kenalkan aku padanya..sosok wanita yang bernama "indah"
BalasHapus