Selasa, 02 Juli 2013

Anak Hujan

 Toriq Fahmi

bocah lusuh bermain hujan

"hom pimpa, alaihum gambreng"
aku jadi kodok
aku jadi burung
"jangan", burung tidak bisa terbang waktu hujan
aku tak berniat untuk terbang
aku hanya ingin tertidur, di dahan yang basah
belajar mencengkram lalu bermimpi

lalu kamu, kenapa jadi kodok?
kodok suka berenag
lalu akan bernyanyi, suwaktu sepi
kita akan bernyanyi
aku pandai menyelami

kodok dan burung
burung tabah menuggu hujan redah
kodok ikhlas menerima genagan hujan

siapa mereka.?
anak-anak yang suka bermain hujan

"mahkota hujan, menuggu pelangi datang"

Madura 2013

Perlawanan Ayam

Toriq Fahmi

1/
Negeri ayam gempar
Datang kabar dari negeri pemburu
Esok elang datang menyerang
“serahkan negerimu atau seluruh keturunan ayam akan terbakar”
Bunyi surat tanda peperangan

Raja ayam gemetar
Dibakar suratnya, menepuk dadanya keras
“Aku tak lagi takut”
Segera siapkan persenjataan
Kita akan melawan elang

Raja ayam siap berperang
Diambilnya sebuah kotak hitam
Di tumpukan jerami istana
Kotak sejarah yang bersembunyi sepi
Apa isinya?
Sebuah jarum emas, milik elang
Dijadikanya busur panah

Surat perlawanan diterima
Awas “Mata elang akan datang”
Awan-awan menyingkir ngeri
Langit memerah,  peperangan akan dimulai
“Perkuat pertahanan benteng” seru raja ayam
……………
Bersambung
(edisi pertama cerita puisi)
Madura 2013
Inspirasi dari si mata elang